Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Indeks Berita

Kemenkraf “Komunitas adalah ujung tombak ekosistem kreatif"

Kamis, 20 November 2025 | November 20, 2025 WIB Last Updated 2025-11-20T03:25:22Z

 


Suararakyatsuaratuh.com, Medan - Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (EKRAF) Republik Indonesia menyelenggarakankegiatan Bicara Film: Merayakan Kearifan Lokal Lewat Sinema, di Cinepolis Lippo Plaza Medan, Kota Medan. 19/11/25


Acara ini menjadi ruang temu antara sineas nasional, komunitas film lokal, dan pelaku kreatif untuk menggali proses kreatif di balik film Tak Kenal Maka Taaruf, serta dua film pendek karya komunitas film Medan: The Fanciful of Piso Serit dan Gurda Gurdi.




Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekonomi Kreatif menyampaikan bahwa kegiatan Bicara Film merupakan wujud dukungan pemerintah terhadap penguatan ekosistem perfilman nasional yang berakar pada kearifan lokal, sekaligus mendorong kolaborasi lintas pihak, dalam hal ini pemerintah, industri, komunitas, akademisi, media, dan lembaga keuangan (hexahelix), agar film daerah dapat terus berkembang dan berdaya saing secara nasional maupun global.


“Kegiatan Bicara Film menjadi ruang berbagi praktik baik dari para sineas dan komunitas film. 


Pemerintah hadir untuk memastikan ide-ide kreatif lokal memiliki ruang tumbuh dan berjejaring dalam ekosistem industri yang lebih luas. 


Kearifan lokal adalah kekuatan kita di panggung global,” — Agustini Rahayu, Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekonomi Kreatif Cerita Lokal Sebagai Sumber Inspirasi Tanpa Batas.


Melalui sesi pemutaran film dan diskusi, peserta diajak menelusuri bagaimana cerita-cerita lokal Sumatera Utara dapat hadir dalam bentuk sinema yang kuat secara visual dan emosional.


Film Tak Kenal Maka Taaruf memperluas pemahaman peserta mengenai proses adaptasi dari novel ke layar lebar, menyoroti bagaimana ‘ruh’ cerita tetap terjaga, tantangan kreatif yang dihadapi, serta strategi penerjemahan teks ke dalam medium visual. Dua film komunitas Medan, The Fanciful of Piso Serit dan Gurda Gurdi, memperlihatkan berbagai potensi budaya, tradisi, dan identitas lokal yang mampu menjadi fondasi cerita film yang menarik dan berkarakter. 


“Dukungan pemerintah lewat Bicara Film sangat berarti bagi kami, Acara ini memberi kesempatan untuk mempromosikan film, bertemu, dan belajar dari komunitas film daerah. Setiap cerita memiliki potensi untuk diangkat menjadi film yang kuat dan relevan bagi penonton,   Semoga kegiatan seperti ini bisa menginspirasi sineas lokal untuk terus berkarya, berkolaborasi, dan menjadikan cerita mereka sebagai peluang untuk bersinar di panggung nasional maupun global,” ungkap Mim Yudiarto, Produser Film Tak Kenal Maka Taaruf “Komunitas film Medan penuh dengan cerita yang kaya nilai budaya dan emosional, yang punya potensi besar untuk diangkat menjadi karya film yang kuat dan bermakna. 


Dukungan Bicara Film dan Kementerian Ekonomi Kreatif memberi kami ruang untuk belajar, berjejaring, dan berkolaborasi. Semoga lebih banyak cerita dari Medan bisa hadir ke layar, memperkaya perfilman nasional, dan menginspirasi generasi sineas berikutnya,” Komunitas Film Medan Penguatan Komunitas: Pondasi Ekosistem Perfilman Daerah Komunitas film Medan memegang peran penting dalam regenerasi talenta, produksi karya lokal, dan menjaga dinamika industri kreatif di daerah. 


Kegiatan Bicara Film menjadi momentum untuk memperluas jejaring dan memperdalam kapasitas komunitas film agar terus tumbuh secara berkelanjutan.


Diskusi antara sineas, komunitas, dan pemerintah menyoroti berbagai isu, termasuk tantangan produksi hingga strategi memperluas jangkauan distribusi karya lokal.


“Komunitas adalah ujung tombak ekosistem kreatif, Melalui kegiatan seperti Bicara Film, kami hadir untuk memastikan mereka punya ruang belajar, ruang berkarya, dan ruang berkolaborasi. Kami juga ingin menunjukkan bahwa film daerah memiliki kekuatan besar untuk memperkaya warna perfilman nasional.”  ujar Doni Setiawan, Direktur Film, Animasi dan Video.


Sinergi dan Kolaborasi untuk Perfilman Daerah yang Tumbuh Kegiatan Bicara Film di Medan menghadirkan berbagai sesi diskusi dan berbagipengalaman antara pelaku industri, komunitas film lokal, dan pemerintah daerah. 


Hadir pula M. Odi Anggia Batubara, Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan, serta H. IswandaRamli, S.E, Sekretaris Komisi II DPRD Kota Medan, yang memberikan dukunganterhadap inisiatif penguatan perfilman di daerah.




Melalui forum ini, peserta tidak hanya belajar dari proses kreatif, tetapi juga memahamibagaimana kolaborasi lintas pihak dapat mendorong pertumbuhan ekosistem film yang lebih inklusif, inovatif, dan berkelanjutan. 


Peserta juga diajak melihat film bukan sekadarkarya seni dan hiburan, tetapi sebagai cermin budaya serta potensi ekonomi kreatif yang berakar kuat dari daerah.


Diskusi yang berlangsung setelah pemutaran film mengajak penonton menyelami lebih jauh bagaimana sinema dapat menjadi medium merawat kearifan lokal, Film Tak Kenal Maka Ta’aruf sendiri hadir sebagai cermin keseharian masyarakat, menghadirkan nilai-nilai tradisi yang dibingkai dalam sentuhan modern.


Para pembicara sepakat bahwa film adalah bahasa yang universal—mampu menyatukan perbedaan, menyampaikan pesan, dan menumbuhkan kembali identitas budaya yang kadang tergerus zaman.


Kreativitas Lokal yang Terus Bertumbuh


Kegiatan ini menjadi bukti bahwa ekosistem kreatif di Medan terus berkembang. Kehadiran masyarakat dalam jumlah besar menunjukkan bahwa ruang apresiasi terhadap film lokal dibutuhkan dan dirindukan.


Melalui semangat gotong royong dan kolaborasi, kegiatan Bicara Film: Merayakan Kearifan Lokal Lewat Sinema diharapkan menjadi langkah konkret dalam memperkuat ekosistem perfilman nasional yang inklusif dan berkelanjutan. Dari ruang seperti inilah diharapkan lahir ide-ide dan kolaborasi baru yang membawa perfilman Indonesia semakin berakar pada kearifan lokal, sekaligus semakin diperhitungkan di kancah global. ( WS )

×
Berita Terbaru Update